komunikasi sosial

komunikasi sosial
komunikasi sosial anak bersama teman di tempat rekreasi

Kamis, 17 Juni 2010

GENDER DAN MEDIA





MEDIA MEMBENTUK GENDER PADA ANAK

 

Semakin berkembangnya dunia tekhnologi di dunia ini merupakan salah satu bentuk media untuk anak dalam pembentukan perkembangan gender anak. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat di ambil contohnya : seperti dalam sebuah dunia pertelivisian. Ketika anak sedang menonton TV sangat besar kemungkinannya bahwa di dalam tayangan TV itu secara tidak di sadari telah membentuk gender pada anak-anak, terutama dalam bentuk pergaulan, permainanan anak-anak maupun orang dewasa. Pada umumnya anak perempuan di ceritakan sebagai anak yang baik, lembut sedang bermain boneka, menanam dan merangkai bunga indah di rumah. Yang mana pekerjaan yang lembut itu merupakan pekerjaan yang pantas dilakukan oleh anak perempuan dan anak laki-laki justru lebih di tujukan pada pemainan yang lebih keras dan tahan banting, seperti : bermain sepak bola, bermain laying-layang dan robot-robotan semacam itu. Sehingga anak laki-laki lebih di tuntut untuk bekerja keras dan tahan banting karena anak laki-laki di anggap kuat dan diharapkan harus mampu menjaga anak perempuan dan keluargannya.

Dalam media elektronik dirumah ataupun dimana saja yang di ceritakan di atas sebagai penambah informasi anak untuk belajar, juga sering menunjukkan kalau anak perempuan itu lebih direpotkan untuk membentuk dirinya yang feminim seperti mengutamakan penampilan, berjiwa lembut, lebih tertarik untuk berbelanja, mengatur segala keperluan rumah dan sangat jarang sekali perempuan itu digambarkan untuk berpikir tentang dunia kerja untuk meniti karir. Sehingga dari informasi yang di peroleh dari media itu anak akan berpikir bahwa anak laki-laki itu di anggap lebih kompeten dari perempuan.

Seperti dalam sebuah cerita-cerita dalam sinetron maupun kisah cerita rakyat. Jika dalam lingkungan keluarga yang memilliki perusahaan, anak laki-laki sering di anggap sebagai penerus perusahaan keluarganya, di anggap anak laki-laki yang paling tepat sebagai pemegang utama tanggung jawab perusahaan. Dari gambaran yang di tampilkan baik dalam media elektrinik maupun cetak itu dapat membentuk pandangan bahwa anak laki-laki  lebih kompeten dan anak perempuan itu selalu tergantung pada laki-laki (tidak mandiri).

Jika anak perempuan sudah terbentuk dan memiliki pandangan seperti itu, maka anak perempuan akan tertanam dalam pikirannya bahwa anak perempuan tidak sebanding dengan anak laki-laki. Sehingga lebih memperkecil peluang  anak – anak perempuan untuk dapat lebih berkompeten dan lebih bersaing dengan anak laki-laki. Berdasarkan informasi awal yang  diterima oleh anak sangat berperangaruh penting dalam kognitif anak. Pada perkembangan gender, jika dalam keluarga sudah terbentuk bahwa anak laki-laki lebih kluat dibanding dengan anak perempuan. Maka besar kemungkinannya anak permpuan seterusnya akan selalu tergantung dan tidak dapat mandiri dalam kehidupannya dan peluang untuk berkarir bagi anak perempuan pun sangat kecil. Karena ruang untuk berkarir lebih di percayakan pada anak laki-laki. Jika pandangan itu terus berkembangan pada keluargan masyarakat akan sulit untuk dapat membentuk anak-anak lebih berkompeten dalam bersaing dan akan lebih memperbesar anak perempuan untuk pasif dan lebih bergantung pada anak laki-laki.

Jika pandangan yang ditunjukkan pada media itu masih terus berkembang maka akan mempersulit anak perempuan untuk dapat berkarir dan mandiri. Karena media berperan penting dalam perkembangan gender anak, maka diharapkan dalam media dapat membantu untuk membentuk gender anak. Seperti : menunjukkan bahwa anak perempuan memiliki peluang yang sama dengan anak laki-laki. Anak perempuan dapat berkarir dan dapat bersaing dengan anak laki-laki. Dengan media memberikan pandangan bahwa anak perempuan juga mampu dalam bersaing dengan anak laki-laki maka akan dapat membantu dan memudarkan pandangan lama kalau anak perempuan itu pasif. Jika hal itu sudah tertanam dalam kognitif anak, maka akan semakin besar kemungkinannya anak untuk dapat selalu mengembangkan kopetensi dalam dirinya lebih bersaing, meraih berkarir dan hidup mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar